Singkirkan Perbedaan, Perbanyak Aksi Solidaritas di Kala Pandemi

Singkirkan Perbedaan, Perbanyak Aksi Solidaritas di Kala Pandemi

Pandemi akibat virus Covid-19 berdampak kepada ke semua orang, baik di Indonesia maupun dunia. Banyak dari mereka yang harus diputus kerja karena perusahaan gulung tikar, ada pula pelaku UMKM yang harus menutup usahanya. Masyarakat sudah susah makin susah akibat pandemi.

Belum lagi bagi mereka yang harus berjuang sembuh dari Covid-19. Bagi sebagian pengidap virus tersebut perlu dirawat secara intensif menggunakan ventilator agar bisa bernafas. Banyak dari pasien pengidap Covid-19 berguguran karena efek parah yang dirasakan dari virus tersebut.

Namun, hal itu tak membuat seseorang berbuat baik selama pandemi. Selama ini banyak bermunculan aksi solidaritas untuk membantu mereka yang terdampak akibat virus tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Aksi solidaritas ini menjadi cermin, masih banyak orang baik tanpa harus melihat agama, budaya maupun asal usulnya. Mereka senantiasa membantu masyarakat dengan ikhlas tanpa meminta sepeserpun uang. Bukan mencari untung tetapi mencoba memberikan hal yang baik bagi yang membutuhkan.

Di sejumlah kota menawarkan aneka pertolongan atau menyediakan dirinya sebagai teman bagi warga korban pandemi. Inilah modal sosial terbesar yang kita miliki untuk melawan pandemi.

Di Yogyakarta, ada aksi solidaritas membuat peti jenazah yang sederhana dan aman. Pada awalnya, mereka mendapatkan dana dari beberapa alumni UGM.

Berangkat dari susahnya mendapatkan peti jenazah, aksi yang diinisiasi oleh Indrawan memberikan 25 peti jenazah dan dihibahkan ke RSUP Dr Sardjito dan RS Akademik UGM.

Tak hanya Indrawan, ada pula Brili Agung Zaky Pradika menyediakan hotelnya untuk membantu tenaga kesehatan yang sedang merawat pasien-pasien virus corona.

Kabar mengenai nakes yang diusir dari kontrakan atau kos karena warga khawatir tertular melatarbelakangi niat Brili untuk menyediakan hotelnya.

Terbaru, adanya Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia meminjamkan tabung oksigen ukuran 1 meter kubik secara gratis selama 7 hari kepada pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Sejak dimulai pada 1 Juli 2021 hingga Minggu, 11 Juli 2021, sudah ada sebanyak 2.378 orang yang mendaftar sementara yang bisa dilayani baru 377 orang. Dalam sehari, jumlah warga yang meminjam tabung oksigen mencapai 70 orang.

Aksi ini diharapkan mampu membantu warga terutama pasien Covid-19 dan jadi solusi di tengah langkanya oksigen di Jabodetabek.

Menurut, Arief Bobhil, Tim Pelaksana program Oksigen untuk Warga, mengatakan aksi ini muncul sebagai respons atas situasi sulitnya orang mendapatkan oksigen karena kelangkaan dan harganya yang mahal.

Arief mengatakan semua pasien Covid-19 yang sedang menjalankan isolasi mandiri berhak mendaftar. Namun, karena ketersedian tabung dan gas yang terbatas, penerima pinjaman akan diprioritaskan pada pasien yang paling membutuhkan.

“Pinjaman akan diprioritaskan pada pasien yang saturasinya rendah dan kondisinya kritis. Nantinya pihak kami memastikan kondisi pasien melalui telepon, ” jelas Arief saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Optimis hadapi pandemi

Aksi solidaritas itu mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Mereka mengapresiasi setinggi – tinggi karena aksi tersebut. Tak hanya itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk saling gotong – royong untuk hadapi pandemi.

Sama yang dikatakan oleh Ketua DPR RI DR. (H.C.) Puan Maharani. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan membangun optimisme di dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kebesaran hati seluruh pihak untuk berempati dan berkontribusi positif sangat dibutuhkan dalam masa-masa sulit seperti saat ini.

“Tumbuhkan, pupuk, dan jaga selalu nyala api optimisme bangsa kita di tengah ancaman Covid-19. Jangan saling tuding atau justru menyalahkan pihak yang sedang dan terus bekerja keras untuk menangani pandemi ini demi menyelamatkan anak bangsa,” kata Puan.

Politisi PDI-Perjuangan itu menegaskan virus Corona menginfeksi tanpa memandang suku, agama, ras, dan kelompok. Oleh karenanya, segala perbedaan harus dikesampingkan dulu untuk bersama-sama melawan virus yang sudah menyusahkan hidup anak bangsa satu tahun lebih ini.

“Singkirkan dulu segala perbedaan itu untuk menjawab persoalan kemanusiaan ini dengan berempati dan bergotong-royong. Agar kita bisa melakukan yang terbaik untuk ikut membantu menanggulangi wabah ini,” ujar mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu.

Diketahui, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat beberapa waktu belakangan. Para ilmuwan menyatakan adanya varian Delta telah masuk Indonesia. Data Kementerian Kesehatan mencatat, kasus Covid-19 per 11 Juli 2021 ada tambahan 35.094 kasus sehingga jumlahnya saat ini menjadi 2.491.006 orang.

Dalam periode yang sama, tercatat kematian dan total angka kematian. Sementara itu, pasien yang tercatat sembuh mencapai 826 orang dan totalnya adalah 65.457 juta orang. Sementara itu, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 28.561 orang. Dengan demikian, total pasien yang telah sembuh adalah 2.052.109 orang.

“Kita melihat masih ada harapan untuk Indonesia pulih karena masih ada semangat yang begitu membara untuk saling membantu, semangat mengasihi yang sakit dan menderita, semangat untuk bahu membahu melahirkan solusi di tengah pandemi,” ujar Puan.

Kredit visual: ruangmahasiswa.com

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *