Dari Gita Savitri Sampai Cinta Laura Pilih Tak Punya Anak, Apa Alasannya?

Dari Gita Savitri Sampai Cinta Laura Pilih Tak Punya Anak, Apa Alasannya?

Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan keputusan seorang influencer bernama Gita Savitri yang mengumumkan dirinya dan suami memutuskan untuk childfree alias tak memiliki anak.

Bahkan, nama influencer yang menetap di Jerman tersebut sempat masuk trending topic Twitter sejak pengakuannya soal childfree mencuat dan menimbulkan pro kontra di kalangan warganet.

Gita Savitri dan suaminya, Paul Andre Partohap, menilai punya anak atau tidak merupakan sebuah pilihan hidup, alih-alih kewajiban. Mereka menikah pada 2 Agustus 2018. Pasangan yang dekat usai sama-sama kuliah di Jerman ini pun mantap naik pelaminan setelah menjalin asmara sejak 2015 lalu.

Gita dan suami memutuskan untuk childfree atau tak mau punya anak. Alasannya, murni karena prinsip dan hanya ingin berdua saja. Gita menuturkan bahwa dirinya dan suami inginnya berdua saja

Selain itu bagi Gita Savitri, memiliki anak adalah pilihan yang besar. Dia pun khawatir jika nantinya tak bisa bertanggung jawab dan akan membuat anaknya terluka. Dia mengaku tak mau memberikan luka pada anak.

Lebih jauh, Gita Savitri menilai memiliki momongan adalah bukanlah kewajiban dalam hidup dan ia berhak memilih untuk tidak punya anak.

Paul Andre Partohap sendiri dikabarkan merupakan seorang mualaf, ia masuk Islam setelah berpacaran dengan sang YouTuber. Gita Savitri pernah menyebut alasan suaminya pindah agama adalah murni dari hati dan keimanan, bukan karena dirinya.

Gita Savitri Devi ini merupakan lulusan Free University Jerman. Namanya mulai dikenal setelah kerap mengunggah video YouTube soal kesehariannya jadi mahasiswi di perantauan. Sudah menyelesaikan S1, Gita Savitri tahun ini berencana mengambil gelar magister untuk jurusan Kimia di Jerman.

Tak hanya Youtuber Gita Savitri, aktris Cinta Laura Kiehl juga mengaku tak ingin memiliki anak. Ia merasa populasi manusia di dunia sudah terlalu banyak sehingga enggan untuk mempunyai momongan.

Alasan memilih childfree

Lalu apa itu childfree? Menurut kamus bahasa Inggris, istilah ini digunakan untuk merujuk orang yang memilih tidak memiliki anak, atau tempat atau situasi tanpa anak.

Alasannya pun beragam. Profesor sosiologi di University of Maine, Amy Blackstone membeberkan alasan-alasan orang memilih childfree setelah mewawancarai 21 wanita dan 10 pria.

Laporan Blackstone menuliskan mayoritas orang yang diwawancarai mengatakan childfree merupakan keputusan yang diambil secara sadar. Salah satu responden laki-laki mengatakan, orang yang memutuskan untuk childfree lebih bijaksana karena diputuskan secara sengaja.

Beberapa peserta wawancara juga menyatakan bahwa mereka selalu tahu bahwa punya anak bukan sesuatu yang mereka inginkan.

Sementara itu, bagi sebagian orang, keputusan childfree sangat mirip dengan motivasi banyak orang untuk punya anak, yaitu ingin memiliki hubungan yang kuat dalam hidup mereka.

Dalam kasus orang tua, hubungan yang dimaksud adalah mengasuh anak. Namun, bagi para childfree, mereka ingin mempererat dan memfokuskan cinta kepada pasangan.

Menurut Psikolog Rahma Nuzulia Tristinarum, fenomena memilih tidak punya anak atau yang kerap disebut childfree cukup banyak ditemukan.

Dia mengatakan bahwa di Indonesia mungkin hal tersebut belum bisa diterima. Namun, di beberapa negara lain, konsep seperti ini sudah dianggap wajar.

Meski demikian, Rahma Tristinarum menegaskan bahwa tak ada yang salah dari keputusan tidak memiliki anak atau childfree.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan di balik keputusan tersebut. Salah satunya ialah faktor pergaulan. Faktor lain yang mendasari keputusan tersebut, misalnya pengalaman traumatis.

Rahma menuturkan, pergaulan dengan mudah mempengaruhi cara berpikir seseorang, bahkan bisa membentuk suatu prinsip yang sebelumnya sama sekali tak terpikirkan.

Namun bisa saja, beberapa orang lainnya memang disarankan untuk childfree atau tidak memiliki anak. Hal ini terjadi ketika seseorang disarankan tidak memiliki anak jika dalam kondisi medis tertentu, saat memiliki anak justru bisa membahayakan keselamatan di sisi ibu.

Dengan kondisi medis riskan, lanjut Rahma, tentu juga dapat mempengaruhi mental ibu dan keluarganya jika dipaksakan memiliki anak. Dalam keadaan seperti ini, memilih childfree merupakan keputusan berdasarkan kondisi sehat.

Ada juga keputusan childfree yang didasarkan pada keinginan bersama pasangan dan telah menjadi kesepakatan bersama. Alasan lainnya bisa jadi karena belum siap menjadi orang tua, dan masih ingin meniti karir serta menikmati kehidupan sendiri.

***

(Melati Asthina – Anggota Perempuan Indonesia Satu)

Kredit visual: kolase IG @gitasav & @claurakiehl

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *