Fakta Tentang Kebutuhan Susu Kemasan dan ASI

Fakta Tentang Kebutuhan Susu Kemasan dan ASI

Heboh panic buying terlihat saat pemerintah memberlakukan PPKM adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Sejumlah kebutuhan pokok habis dalam sekejap oleh masyarakat. Tak ketinggalan produk susu.

Lucunya, susu dalam kemasan kaleng dengan gambar beruang di depannya juga menjadi incaran masyarakat. Beredar kabar bahwa susu itu mampu mengobati dan menjadi tameng dari virus Covid-19.

Faktanya, susu tersebut sama dengan kandungan susu pada umumnya yang mengandung protein, vitamin A dan B12, Selenium, Zn, dan berbagai manfaat lainnya.

Banyak para ahli kesehatan menyayangkan bahwa masyarakat percaya akan produk tanpa mencari informasi dahulu.

Gizipedia Indonesia sebagai platform base Nutrisionis dan Dietisien yang dikelola oleh para ahli baru-baru ini menjelaskan bahwa nilai gizi pada susu beruang sama seperti susu sapi pada umumnya. Di mana mengandung lemak (jenuh dan kolesterol), protein, karbohidrat, serta natrium.

Sehingga disebutkan bahwa dilihat dari nilai gizi, tidak ada hal yang membuat susu beruang ini lebih unggul dari susu sapi lain pada umumnya.

Lantas apakah mengonsumsi susu tersebut salah?

Menurut para ahli, hal itu tidak salah selama mengonsumsi susu dengan menyeimbangkan makanan yang bergizi dan menerapkan protokol kesehatan selama pandemi. Tak lupa untuk rutin berolahraga di rumah.

Susu ASI

Masih berbicara tentang susu, ada pula polemik mengenai Air Susu Ibu (ASI). Pada awal pandemi, ASI dinilai menjadi salah satu cara virus korona menularkan virusnya ke balita. Hal itu membuat sebagian negara termasuk Wuhan memisahkan sang ibu dan bayinya dahulu.

Faktanya, menurut Centres for Disease Control (CDC) Amerika Serikat mengumumkan bahwa memberikan pemberian ASI dari ibu penderita Covid-19 sebaiknya diteruskan.

Bukan tanpa alasan, berdasarkan penelitian World Health Organization [WHO], yang membuktikan bahwa Covid-19 tidak menular melalui ASI. Berdasarkan penelitian terhadap 46 ibu menyusui yang menderita penyakit tersebut, ditemukan fakta bahwa anak-anaknya tetap dalam kondisi negatif.

Profesor Tong Yigang dari Beijing University of Chemical Technology. Sejak tahun 2017, timnya telah mengumpulkan ASI dan menguji efektivitasnya dalam memerangi berbagai virus dan bakteri.

Mereka melakukan uji coba dengan mencampurkan ASI dengan sel sehat yang didapat dari berbagai organ anak muda dan hewan. Setelah dicuci, campuran tersebut kemudian dipaparkan pada virus. Ternyata hasilnya sangat mengejutkan. ASI dapat membunuh dan memblokir berbagai strain virus yang tumbuh di dalam organ makhluk hidup.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ASI dapat menekan berbagai bakteri dan virus, termasuk HIV. Dugaan ini pun akhirnya menjadi dasar penelitian terhadap virus corona, dan membuktikan bahwa ASI ternyata menunjukkan sistem pencegahan yang efektif.

Maka dari itu ASI menjadi penting untuk memberikan pencegahan bagi balita saat pandemi.

Pentingnya ASI bagi anak

ASI memiliki berbagai zat dan nutrisi penting yang dapat mendukung perkembangan imunitas bayi.

Selain itu ASI merupakan makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh si kecil. Seperti halnya ketika ia di dalam kandungan, pemberian ASI diperlukan ketika anak pertama kali menghirup udara di dunia.

Kebutuhan nutrisi bayi yaitu sampai usia 6 bulan dapat dipenuhi hanya dengan memberikan ASI. Menurut Donnay Murray, seorang perawat bersertifikat, mengharuskan pemberian ASI dimulai dari hari pertama kehidupannya atau sebelum usianya mencapai 6 bulan.

Selain itu, ASI sarat dengan antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri, yang menyediakan imunoglobulin A (IgA) dalam jumlah tinggi, serta beberapa antibodi lainnya.

IgA melindungi bayi agar tidak sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi.

ASI juga mampu meningkatkan berat badan yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada bayi. Sebuah studi menunjukkan bahwa menyusui lebih dari 4 bulan memiliki penurunan yang signifikan terhadap kelebihan berat badan dan obesitas.

Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih banyak leptin ketimbang bayi yang diberi susu formula. Leptin adalah hormon kunci untuk mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *