Pendidikan Etika dan Moral Anak Dibentuk dari Keluarganya

Pendidikan Etika dan Moral Anak Dibentuk dari Keluarganya

Rumah adalah sekolah yang pertama untuk seorang anak dan orang tua menjadi guru perdana mereka. Dari rumah, kepribadian, karakter dan sifat seseorang dibentuk. Keluarga juga yang menanamkan nilai-nilai etika serta moral untuk anak.

Keluarga, khususnya orang tua, setelah anak-anak lahir ke dunia bertanggung jawab untuk mengasuh, membesarkan, dan mengarahkan anak pada kedewasaan. Pendidikan di dalam keluarga bertujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan bakat dan potensinya.

Dari keluarga, anak belajar cara berinteraksi dengan orang lain. Keluarga juga yang mempengaruhi anak memahami perasaannya, caranya berkomunikasi, berperilaku, hinggi berprinsip untuk kehidupannya.

Pendidikan keluarga mengarahkan anak agar dapat menjadi seseorang yang mandiri dalam masyarakat dan menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri serta lingkungannya. Bahkan, setelah anak-anak mengenyam pendidikan sekolah pun, keluarga tetaplah memainkan peranan penting untuk mendidik anak.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menanamkan nilai dan moral yang baik untuk karakter anak. Dilansir oleh Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di antaranya:

  • Internalisasi yaitu usaha memasukkan pengetahuan dan keterampilan dengan melakukan kedua hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari hingga menjadi bagian dari karakter anak. Keluarga juga dapat berbagi pengalaman pribadi yang menarik untuk anak, sehingga mereka dapat merasakan kedekatan terhadap nilai-nilai yang diajarkan. Ceritakan kisah-kisah dari kehidupan sehari-hari yang mudah dipahami oleh anak.
  • Keteladanan adalah sikap dan tindakan baik yang dicontohkan orang tua agar ditiru oleh anak-anaknya. Anak-anak akan sangat cepat meniru dan belajar dari orang-orang terdekatnya. Maka, nilai etika dan moral yang baik dapat terus dilakukan oleh keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pembiasaan merupakan pengulakan tindakan yang dilakukan oleh keluarga untuk anak-anak, misalnya memberi salam, cium tangan, atau berlaku sopan pada orang tua. Semua kebiasaan itu juga sebaiknya disesuaikan dengan kepribadian dan kebiasaan anak. Budaya dalam keluarga juga harus diperhatikan dan mengedepankan nilai-nilai kebaikan untuk anak.
  • Nasihat ialah kata-kata yang menyentuh hati dan dapat menempel pada pemikiran anak-anak. Penanaman nilai etika dan moral melalui nasihat juga sebagai bentuk komunikasi efektif dengan anak. Keluarga juga bisa mengajak anak berdiskusi dan menanggapi kejadian yang terjadi sehari-hari.
  • Penghargaan dan hukuman merupakan aksi yang menjadis sebab serta akibat atas tindakan yang dilakukan anak sehingga mereka dapat memahami kebiasaan baik dan buruk. Ciptakan sistem yang baik pada keluarga di mana perbuatan baik yang dilakukan oleh anak akan dihargai dan perilaku buruk tidak disukai. Keluarga dapat menciptakan reward, tetapi jangan sampai terkesan anak melakukan hal baik hanya untuk hadiah.

Dalam mendidik dan menanamkan nilai etika dan moral pada anak, orang tua sebaiknya memahami berbagai kendala yang dihadapi sekarang atau di masa depan. Tantangan itu bisa saja datang dari perubahan zaman, gaya hidup, pengaruh luar, perbedaan watak anak, serta tingkat kemampuan anak.

Menurut Kartini (2011) dalam Yuliantoro, jika sejak usia dini anak tidak diajarkan nilai-nilai budi pekerti maka jika anak menginjak usia dewasa akan mengembangkan sikap destruktif atau cenderung ke arah brutal. Pendidikan etika dan moral ini dapat menumbuhkan rasa menahan diri pada anak untuk terjerumus pada hal-hal buruk.

Sekedar catatan untuk orang tua, penanaman nilai etika dan moral tidak bukanlah proses yang pendek. Ada alur panjang dan dibutuhkan ketekunan. Namun bila tidak diterapkan, anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak peduli dan sulit membuat keputusan bertanggung jawab.

Dalam menanamkan nilai etika dan moral, keluarga dapat melibatkan anak sebagai individu. Anak juga secara aktif dapat menilai perilaku mereka dalam penerapannya di dunia nyata. Ini akan menumbuhkan kedewasaan pada anak dan menuntun mereka lebih memahami nilai-nilai yang diajarkan.

Seiring dengan waktu, anak-anak akan belajar sendiri menerapkan nilai etika dan moral yang sudah diajarkan dalam masyarakat luas. Jika keluarga sudah menanamkan, harapannya anak-anak pun dapat memberikan yang terbaik dari dirinya.

Pentingnya peran keluarga untuk pendidikan anak juga pernah disampaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Menurutnya, keluarga akan mampu memperkokoh karakter anak, memperhalus budi dan mengajarkan tradisi luhur pada anak-anak.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu juga mengatakan bahwa pendidikan awal ada di keluarga. Bagaimana perilaku hidup anak semua tercermin dari perilaku keluarganya.

Melalui pendidikan yang diberikan, dalam pandangan Puan, seorang anak diyakini akan memiliki karakter yang terbentuk dalam dirinya, kehalusan budi, dan konsistensi untuk mengajarkan tradisi yang luhur. Ketua DPR RI perempuan pertama Indonesia itu juga menganggap kebangkitan suatu bangsa itu ditandai oleh kuatnya keluarga.

Maka, penting bagi keluarga untuk terus mengawal pendidikan etika dan moral untuk anak-anaknya. Orang tua sedari awal sudah harus memastikan diri dalam kesiapannya berkeluarga agar dapat mendidik generasi muda yang berkualitas bagi bangsa.

***

Penulis: Melati Suksma – Anggota Perempuan Indonesia Satu

Sumber visual: unsplash.com

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *