Ciptakan Bonding Ibu dan Bayi dalam Proses MengASIhi

Ciptakan Bonding Ibu dan Bayi dalam Proses MengASIhi

Jakarta– Momen 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan periode yang krusial bagi Ibu dan bayi. Bayi memerlukan pemenuhan nutrisi ASI (Air Susu Ibu) dengan baik, agar tumbuh kembangnya optimum. 

Kegiatan menyusui bayi sambil memulihkan diri sangatlah dibutuhkan. Pada masa ini, sang Ibu seringkali dilanda rasa cemas, gusar, dan emosi yang terkadang naik turun, sehingga sangat diperlukan dukungan untuk Ibu dapat memberikan ASI eksklusif secara lancar.  Namun, ibu juga harus hadir saat memberikan asi untuk anak, agar ada bonding antara ibu dan anak.

Dokter spesialis anak, dr. I.G.A.N Partiwi, SpA., MARS menjelaskan, menyusui adalah aktivitas mendasar yang sangat diperlukan di awal kehidupan bayi, bukan sekadar proses memberikan nutrisi bagi si Kecil. 

Pemberian ASI penting untuk dioptimalkan terutama pada masa 6 bulan pasca melahirkan. Menyusu langsung dari payudara Ibu perlu dilakukan sesering mungkin untuk dapat menstimulasi produksi ASI dan menciptakan kedekatan antara bayi dan Ibu (bonding)

“Tidak semua Ibu beruntung dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya secara langsung melalui payudara. Dalam kondisi tertentu, selain bayi sakit atau bayi prematur; ketika Ibu kembali bekerja atau aktif di luar rumah, maka pemberian ASI yang diperah, harus dilakukan dengan media tertentu,” papar dr. Partiwi. 

Hal ini juga yang dialami keluarga muda pasangan selebritas Patricia Devina dan Billy Davidson. Mereka berusaha saling membantu dalam mengASIhi bagi buah hatinya.

“Proses mengASIhi memang sekompleks itu, makanya penting edukasi soal asi buat aku sebagai mama baru saat itu. Anak pertama pengenalannya langsung pakai botol minum asi nya, karena tidak mau langsung. Itu sempet membuat aku down dan mempengaruhi ASIku,” ujar Patricia Devina di peluncuran Pigeon New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck di Jakarta, Selasa (17/9).

Pigeon, brand botol susu favorit para Ibu dan bayi di Indonesia, memahami bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi dan pemberian ASI sebaiknya langsung pada payudara Ibu. Namun, pada kondisi tertentu, Ibu tidak dapat menyusui ASI secara langsung, sehingga diperlukan dukungan alat bantu menyusu ASI, salah satunya adalah botol susu dan dot.  

Untuk mempermudah Ibu dan bayi embreast a better experience, Pigeon meluncurkan New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck yang dikembangkan melalui riset proses menyusu ASI secara alami demi memberikan kenyamanan bagi bayi di seluruh dunia, sehingga dapat memenuhi asupan ASI dan tumbuh dengan sehat.  

Komitmen untuk menciptakan dunia yang baby-friendly, membuat Pigeon hadir dengan botol New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck yang menggunakan 20% Biomass-PP, yang telah disertifikasi oleh International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) menjadikannya botol susu pertama di Indonesia yang ramah lingkungan.

Masataka Hongo, Managing Director Pigeon, menyampaikan bahwa inovasi produk terbaru ini lahir dari hasil riset selama lebih dari 70 tahun. “Pigeon terus berinovasi agar setiap bayi yang menggunakan botol susu inidapat merasakan pengalaman yang sama seperti saat mereka menyusu secara eksklusif. Hari ini, kami dengan bangga memperkenalkan generasi baru SofTouch Nursing Bottles yang memberikan kenyamanan bagi bayi layaknya menyusu secara langsung. Dan juga, botol ini sekarang menggunakan bahan ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen Pigeon untuk menciptakan dunia yang baby-friendly.” 

Komitmen Pigeon tidak hanya berfokus pada produk yang nyaman bagi Ibu dan bayi, tetapi juga hadir untuk menciptakan dunia yang baby-friendly. Pigeon memperkenalkan SofTouch™Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck yang menggunakan 20% Biomass-PP dan telah disertifikasi oleh International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), menjadikannya botol susu pertama di Indonesia yang ramah lingkungan. 

“Biomass-PP merupakan bentuk plastik yang lebih ramah lingkungan, karena merupakan jenis plastik yang terbuat dari bahan produk yang terbarukan pada industri makanan dan kehutanan seperti “cooking oil & wood-derived tall oil”,” jelas Masataka.

Spread the love

Related post