Mengenal Teknik Reshaping Agar Tampak Lebih Muda

Mengenal Teknik Reshaping Agar Tampak Lebih Muda

Jakarta– Di era industrialisasi sekarang ini perkembangan perindustrian di  Indonesia semakin meningkat, salah satunya adalah industri estetika. Tak sedikit masyarakat hingga kaum selebritas melakukan treatment kecantikan terkini agar tampak lebih muda.

Hal itu juga yang dilakukan lima artis yaitu Tora Sudiro, Mieke Amalia, Dona  Agnesia, Darius Sinathrya, dan Philips Kwok. Mereka datang dengan permasalahan yang berbeda.   

Mereka pun mencoba teknik kunci untuk pembentukan wajah Miracle AI- Architectural Intelligence yang diluncurkan Miracle. Prinsip “Architectural” dalam pembuatan konstruksi bangunan berkaitan dengan art and science, yang memperhitungkan pondasi, ketahanan (anchor), proporsi, dan skala. Jika  perhitungannya meleset, bangunan akan runtuh. 

“Ini pengalaman baru memperbaiki wajah dan hasilnya masih tetap laki-laki banget, tak kehilangan karakter. Masih maskulin, jadi happy banget,” kata Darius Sinathrya.

Darius bersama istrinya, Donna Agnesia pun berterima kasih. “Senang karena telah mendapatkan perawatan optimal untuk membantu tampil menjadi versi terbaik diri kami, tanpa kehilangan karakter wajah asli kami,” tuturnya.

Teknik yang dilakukan ini sama dengan pembentukan wajah, berhasil atau tidaknya bergantung pada analisa serta perhitungan pondasi, anchor, proporsi  wajah, dan skala. Jika analisa dan perhitungannya tidak tepat, perawatan pembentukan wajah  tidak akan berhasil. 

Teknik ini memiliki tahapan analisa secara mendalam yang disebut dengan Facial Analytical Framework. Tahap ini dimulai dengan analisa struktur bentuk tulang wajah. Bentuk struktur tulang wajah manusia sama, namun sebenarnya ukuran skala, lebar dan panjang, berbeda-beda setiap orang. ini yang membuat bentuk wajah setiap orang unik. 

Setelah itu, kelima artis itu pun dilakukan analisa bentuk wajah secara tiga dimensi untuk melihat proporsi wajah dan setiap feature-nya. Selain itu, simetris baik secara vertical maupun horizontal, hingga pergerakan wajah secara multidimensi, pergerakan mimic wajah, dan posisi juga volume jaringan kulit juga diperhitungkan agar hasil pembentukan terlihat seimbang dari  berbagai sudut. 

Kolaborasi  tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya melestarikan budaya di era globalisasi. Karena budaya bukan saja merupakan warisan yang  tak ternilai, namun juga sebagai identitas Bangsa Indonesia. 

Spread the love

Related post