Anggun C. Sasmi
Kisah di Balik Kesuksesan Anggun C. Sasmi
Kesuksesan memang memerlukan pengorbanan. Hanya orang kuat yang bisa bertahan melalui segala cobaan, menaiki tangga menuju kesuksesan lalu berdiri di puncaknya. Begitu kira-kira gambaran perjalanan karier Anggun C. Sasmi, penyanyi kenamaan dunia yang terlahir dari tanah Nusantara.
Dunia baru mulai mengenal nama Anggun ketika lagu “Snow on the Sahara” melejit ke puncak tangga lagu internasional. Lagu ini sempat bertengger di posisi pertama dalam chart di Spanyol, Italia, dan beberapa negara di kawasan Asia Timur.
Sebelumnya, single tersebut dibuat dalam versi bahasa Perancis berjudul “La Neige au Sahara” yang sempat menjadi Hit Summer 1997. Karena sambutan yang luar biasa, satu tahun kemudian Anggun pun merilis album berbahasa Inggris dengan judul sama, Snow on the Sahara.
Album tersebut laris manis di 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika, juga terjual hingga lebih dari dua juta kopi sampai meraih triple platinum di Italia dan Indonesia.
Di Inggris, lagu tersebut juga masuk dalam Top 5 UK Club Chart. Di Amerika Serikat, Anggun bahkan sempat tampil dalam acara televisi Rossie O’Donnel Show dan New York Session West 54th.
Sejak itu, karier Anggun sebagai penyanyi internasional terus bergulir. Lagu “Savior” didapuk menjadi soundtrack film box office The Transporter 2 yang diperankan oleh aktor kenamaan Jason Statham.
Nama Anggun pun semakin melejit ketika dia menjadi salah satu juri Asia Got Talent, bersama David Foster sang legenda produser musik.
Di Prancis tempatnya sekarang bermukim, perempuan kelahiran 29 April 1975 ini seakan tak terhentikan. Kariernya meluas hingga ke dunia akting. Video cuplikan dia saat berakting di FTV Prancis sempat viral baru-baru ini.
Dalam cuplikan tersebut, Anggun membuktikan kefasihannya berbahasa Prancis ketika memimpin sebuah rapat. Dalam film berjudul Coup de foudre à Bangkok, Anggun memerankan karakter Malee Suthama yang ceritanya adalah anak sulung dari keluarga Suthama yang kaya raya.
Tak seindah mimpi
Namun ketika ditarik ke belakang. Perjalanan karier Anggun nyatanya tak seindah seperti yang terlihat sekarang. Perempuan keturunan Jawa ini merintis mimpinya dari nol.
Dia memang terlahir dari seorang produser sekaligus penyanyi terkenal di eranya, Darto Singo. Terinspirasi dari sang ayah, Anggun kecil memutuskan mengikuti jejaknya.
Pada tahun 1986, dia melakukan rekaman studio pertamanya dengan judul lagu “Dunia Aku Punya”. Di usia tujuh tahun, dia sudah tampil di panggung Ancol.
Lalu perempuan berambut panjang ini mulai dikenal secara nasional pada 1990an, dengan sederet single hits seperti “Mimpi”, “Tua-Tua Keladi”, “Kembalilah Kasih”, dan “Laba-Laba”. Dia bahkan pernah dianugerahi sebagai “Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991”.
Meski demikian, di tengah kesuksesannya tersebut Anggun justru hijrah ke Eropa untuk meniti karier sebagai penyanyi internasional. Dia membuka babak baru di tanah asing di usia 20 tahun.
Dia pernah menetap di Inggris dan Belanda sebelum akhirnya menemukan jalan kesuksesan di Prancis. Ketika berada di London, Inggris, dia rajin mengirimkan demo rekaman ke berbagai studio. Tapi hasilnya nihil. Padahal biaya hidup di sana sangat mencekik, sampai-sampai uangnya terkuras sedikit demi sedikit.
Namun yang namanya rezeki memang tak akan kemana-mana. Setelah berbulan-bulan tak mendapat respon positif, dia bertemu dengan Erick Benzi, seorang produser besar Prancis yang kerap menangani album penyanyi dunia, salah satunya diva Celine Dion.
Dengan bantuan Benzi, dia berhasil merekam album internasional pertamanya berjudul Snow on the Sahara yang kemudian melejitkan karier Anggun hingga ke puncak kesuksesan.
Sayangnya, Anggun terpaksa melepaskan statusnya sebagai warga negara Indonesia. Keputusannya ini sempat dicibir banyak kalangan. Tapi toh tak menghentikan langkah Anggun.
Dalam sebuah rekaman video, Anggun bercerita bahwa dirinya terpaksa pindah kewarganegaraan Perancis demi mendukung karier bermusiknya yang tengah melejit.
Menurut pengakuannya, Anggun sulit mendapatkan visa untuk masuk ke banyak negara demi keperluan promosi albumnya. Pernah sekali waktu dia bertemu dengan duta besar Indonesia untuk Prancis dan membahas permasalahan ini.
Sayangnya, Anggun tak mendapat respon positif. Meskipun sedih dan berat hari, keputusan pindah warga negara pun menjadi yang terbaik menurut Anggun saat itu.
Walaupun warna passportnya sudah berbeda, Anggun menyatakan bahwa dirinya dia tetap orang Indonesia. Dia membawa nama Indonesia ketika tampil di panggung internasional.
Dalam banyak kesempatan, dia juga sering mempromosikan Indonesia dan mengaku merasa bangga ketika berbicara bahasa Indonesia di hadapan warga dunia.
***
Kredit visual: Akun IG @anggun_cipta