Dibalik Pesona Dinamis T-Shirt di Berbagai Era
Di berbagai kalangan dan profesi, t-shirt atau kaos tangan pendek, telah memiliki tempat tersendiri sebagai staple piece yang wajib melengkapi lemari pakaian. Konsepnya yang terus berubah seiring beragam evolusi signifikan di berbagai era, setelah pertama kali diciptakan di tahun 1864 oleh William Cotton[1], saat ia mendeklarasikan penemuan mesin rajut komersil, diikuti iklan pertama t-shirt sebagai pakaian dalam, eksperimen terhadap long john oleh sekelompok penjahit di abad ke-19[2], hingga terciptanya nama t-shirt oleh novelis Amerika legendaris, F. Scott Fitzgerald[3], menempatkan t-shirt sebagai item pakaian kasual yang ikonis dan kerap menjadi andalan.
History of a T-Shape
Di abad pertengahan antara abad ke-5 hingga akhir abad 15, t-shirt masih menggunakan material wol dan linen yang yang dianggap sebagai pakaian dalam dengan bentuk yang memanjang di bagian belakang yang bertahan hingga kegunaannya bergeser saat t-shirt versi William Cotton, diterima oleh khalayak luas terutama pekerja yang membutuhkan pakaian nyaman untuk dipakai saat hari libur. Pada 1904, perusahaan pakaian dalam Cooper, meluncurkan iklan komersial t-shirt dengan konsep before & after. Menampilkan model pria yang mengenakan crew neck t-shirt, menegaskan sisi praktikal dan kelebihan dari garmen nyaman yang tak lama diadaptasi oleh angkatan laut Amerika, yang mewajibkan perwira mengenakan t-shirt saat berseragam. Kendati demikian, Cooper bukanlah nama pembentuk gaya simpel t-shirt yang diselebrasi hingga hari ini. Melainkan eksperimen para penjahit berupa eksplorasi material pada long john. T-shirt nyaman yang dapat meregang dengan praktis diantara kepala dan tangan, hingga menampilkan bentuk T yang istimewa. Menjadi sumbu dari pergeseran t-shirt yang semula adalah pakaian dalam menjadi outerwear.
Semenjak Oxford Dictionary menyatakan F. Scott Fitzgerald sebagai sosok pertama yang menggunakan istilah t-shirt, yang termuat pada novel karyanya This Side of Paradise diikuti Merriam-Webster, momen ini menjadi jejak awal t-shirt menjadi fashion item esensial terutama era kini. Dimulai pada era ‘50s lewat industri layar lebar dimana pada film Streetcar Named Desire dan Rebel With A Cause, aktor Marlon Brando dan James Dean mengenakan t-shirt putih polos pada sederet scene ikonis. Begitu pula di masa Madonna menjadi pop icon di tahun 80-an yang memadukan white t-shirt dengan rok bermotif tartan.
Modern Age Uniform
T-shirt mengalami pergeseran lainnya di era modern yang menekankan kegunaan sebenarnya dari mengenakan sebuah t-shirt, yaitu kenyamanan yang merupakan akar dari terciptanya garmen radikal ini. Digitalisasi di berbagai sisi kehidupan, mendorong manusia lebih cakap untuk mengolah waktu, juga mengikuti perkembangan zaman yang terus berjalan. Dan di saat yang sama, era digital memberi akses tentang ilmu psikologi yang luas. Karena itu, pakaian dianggap sebagai instrumen yang mempengaruhi kualitas dari aktivitas seseorang setiap harinya. Tubuh diharuskan merasakan kenyamanan utuh pakaian.
Tokoh penting dunia seperti Mark Zuckerberg, Co. Founder & CEO Facebook Inc., mengenakan t-shirt di berbagai kesempatan penting seperti konferensi, presentasi peluncuran produk, bahkan menyambut tamu penting di kantor nya yang megah di Menlo Park, California. T-shirt merupakan signature dari Zuckerberg yang membawa pesan positif, bahwa kesuksesan tidak diukur dari tampilan luar dan justru di era modern, pakaian sederhana identik dengan figur berpengaruh yang memiliki kontrol secara tidak langsung terhadap society global.
Selain itu, figur berbakat yang adalah pengusaha, seniman, dan desainer, Kanye West, juga mengadopsi t-shirt pada rutinitasnya. Ia setia dengan semangat streetwear yang membuatnya terus mengandalkan oversized t-shirt dengan potongan lengan diatas siku.
Cara berbagai figur di berbagai era menikmati pesona dari t-shirt, turut menginspirasi UNIQLO dalam menghadirkan beragam t-shirt dengan kualitas dan signature yang menjadi pesona dari setiap potongan t-shirt pada koleksi UNIQLO T-Shirt. The it-basic-collection.
Tersedia bagi pria dan wanita, UNIQLO T-Shirt menjahit berbagai instrumen yang hadir diantara dinamika yang terjadi di berbagai era tadi untuk meraih sebuah identitas t-shirt yang ideal — kenyamanan yang didukung injeksi fitur teknologi, variasi material yang membuat UNIQLO T-Shirt versatile, siluet modern yang dirancang mengikutsertakan ide desain Christophe Lemaire, dan variasi warna yang membuat basic item, yang dianggap universal ini diciptakan untuk berbagai figur.
Barisan UNIQLO T-Shirt pada koleksi pria, memiliki pesona ultra-modern dan elegan dengan jiwa sporty yang terselip diantaranya U AIRism Cotton Oversized Crew Neck H/S T-Shirt yang memiliki potongan oversized yang groovy dari material yang halus dan mudah kering. U Crew Neck S/S T-Shirt, t-shirt yang terasa spesial ketika dikenakan ini, di desain di Paris di bawah arahan Christophe Lemaire yang memutuskan untuk memilih material katun yang lebih tebal sehingga terlihat sturdy, timeless dan premium secara bersamaan.