Desy Windanarni Wilson Berbagi Pengalaman Menjadi Entrepreneur Sukses
Memperingati Hari Kartini 21 April bukan sekedar memperingati Kartini sebagai sosok sejarah, tapi kita perlu melakukan apa yang sudah diperjuangkan. Yakni menjadi perempuan yang kuat, berani, maju dan bermanfaat bagi masyarakat, namun tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.
Hal inilah yang diyakini Desy Windanarni Wilson selaku entrepreneur di bidang perdagangan dan Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Cabang Singapore.
Saat ini, Desy merupakan seorang President Director dan Co-Founder dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Perdagangan Besar untuk mensupport industri pertambangan baik di Indonesia maupun luar negeri.
“Saya berkomitmen untuk menjadikan perusahaan tidak hanya pemasok pertambangan domestik terbaik tetapi juga sebagai baro meter para pemasok kelas dunia,” ujar Presdir & Co-Founder PT Multi National Equipment & Makuri ini.
Menggeluti bisnis yang cukup berisiko tentu bukan perkara mudah dan butuh keberanian. “Keberanian menjadi salah satu kunci utama bagi saya. Saya pun berharap wanita Indonesia jangan takut untuk terus berkarya, berani menyampaikan pendapat dan menggapai mimpi untuk pendidikan dan pekerjaan yang layak,” imbuhnya.
Sebagai perempuan masa kini , kita harus pandai dan kritis dalam menghadapi perubahan -perubahan yang ada. Dengan tujuan agar tidak mudah tertipu dengan hal -hal yang merugikan kita sebagai perempuan .
Selain itu, kita juga harus berani untuk mengatakan dan memperjuangkan bahwa kaum wanita berhak sejajar dengan kaum laki laki . Karena saya sangat mendukung adanya kesetaraan gender dan saya mendukung adanya program-program pemberdayaan perempuan .
Tak hanya sukses dalam berbisnis, Desy juga sangat menggemari kain tradisional Nusantara. Ia mulai mengkoleksi wastra Nusantara kurang lebih 10 tahun terakhir.
“Jumlah koleksi kain Nusantara saya saat ini sekitar 300-an baik yang saya pakai untuk keseharian maupun yang hanya saya simpan sebagai koleksi kain – kain kuno yang usianya lebih dari 40-50 tahun,” ungkap Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Cabang Singapore ini.
Melalui komunitas ini, saya mengemban visi dan misi KCBI yaitu terwujudnya Perempuan Indonesia yang memiliki jati diri bangsa Indonesia melalui cerminan gaya berbusana BERKAIN traditional kedaerahan, sekaligus sebagai Duta Budaya yang ikut serta melestarikan budaya bangsa melalui wastra nusantara yang kita tunjukan ke mancanegara.
Desy menambahkan, ini menjadi salah satu alasan dirinya bergabung dengan KCBI untuk menjawab tantangan. Diantaranya, untuk mensosialisasikan busana berkain tradional dapat sebagai busana berkain keseharian perempuan Indonesia.
“Untuk itu, mari semua wanita Indonesia hingga milenial kita mulai melestarikan budaya dengan memakai kain tradisional Indonesia,” tutupnya.