Kisah Komunitas Perempuan Berkisah Menjadi Ruang Aman Bagi Perempuan

Kisah Komunitas Perempuan Berkisah Menjadi Ruang Aman Bagi Perempuan

Setiap perempuan memiliki segudang kisah yang menarik untuk diceritakan. Sayangnya, masih banyak hal yang membatasi para perempuan untuk mengekspresikan opini dan kisahnya. Mulai dari rasa kurang percaya diri, tidak ada wadah untuk bercerita, hingga diremehkan oleh orang yang mendengarkan.

Keterbatasan tersebut dapat mengakibatkan perempuan tidak bisa menunjukkan potensi terbaik mereka dan kalah bersaing dengan laki-laki. Ujung-ujungnya, perempuan yang tadinya kurang percaya diri akan semakin enggan untuk berekspresi. Padahal, kebebasan berekspresi adalah hak universal bagi setiap orang yang sudah tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD 1945).

Permasalahan tersebut menggugah hati seorang dosen mata kuliah Sosiologi Komunikasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta bernama Alimah Fauzan untuk menghadirkan sebuah solusi. Sebagai langkah awal, ia mendirikan sebuah media khusus untuk perempuan.

Situs bernama perempuanberkisah.com tersebut menyediakan ruang bagi perempuan dari berbagai daerah untuk berbagi pengetahuan, pembelajaran, dan kisah inspiratif. Ternyata, antusiasme untuk situs ini cukup tinggi. Alimah pun memutuskan untuk menguatkan para perempuan yang suka berbagi kisah di situs itu dalam satu wadah komunitas.

Menurutnya, awal gerakan ini dari sebuah media berisi perempuan yang dengan suka rela membagi pengalaman dan pembelajarannya. Namun, dalam perkembangannya dia merasa penting untuk menguatkan dan memberdayakan mereka secara langsung maupun tidak langsung dalam satu wadah, yaitu Komunitas Perempuan Berkisah.

Komunitas Perempuan Berkisah resmi didirikan pada 2019. Sebuah komunitas di mana perempuan bisa beropini serta berbagai pengalaman dan pembelajaran mengenai masalah yang kerap dihadapi perempuan.

Alimah menyatakan alasannya karena memang kami membutuhkan ruang aman bukan hanya untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran, namun juga berbagi kekuatan secara langsung. Saling mendukung, memberdayakan, dan berkolaborasi.

Lanjutnya, ada alasan tersendiri mengapa komunitas tersebut diberi nama Perempuan Berkisah. Ia memaknai Perempuan Berkisah sebagai perempuan yang menceritakan pengalaman subyektifnya akan berbagai hal.

“Pengalaman subyektifnya tentang berbagai persoalan, tantangan, dan strategi agar dia keluar dari masalahnya sendiri baik terkait peran reproduksi, domestik, publik, maupun komunitas,” ucap Alimah.

Kisah kegiatan Perempuan Berkisah

Situs www.perempuanberkisah.com telah berubah nama menjadi www.perempuanberkisah.id. Situs ini memiliki sekitar 17 pengurus inti. Mereka terdiri dari tim redaksi, konselor, dan admin media sosial.
Jumlah pengikut media sosial @perempuanberkisah hingga tulisan ini dibuat telah mencapai 78.000-an orang. Walaupun begitu, baru sekitar 150 perempuan yang diterima menjadi anggota komunitas. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Akhir tahun 2020 ini, mereka juga melakukan rekrutmen untuk anggota baru dari follower karena sebenarnya banyak sekali dari follower yang ingin bergabung di komunitas. Namun, sampai saat ini kami tetap harus selektif dan tidak sekadar merekrut orang.
Dirinya pun berharap para pengikut dan anggota komunitasnya mau ikut serta dalam pembangunan ruang aman bagi kelompok rentan. Sebab, tujuan utama Alimah mendirikan komunitas ini adalah membantu para pengirim kisah atau perempuan yang melakukan konseling untuk bertransformasi menjadi penyintas.
Dalam mewujudkan cita-citanya tersebut, ia menjadikan Perempuan Berkisah bukan hanya sekadar wadah pasif untuk berbagi cerita. Bersama pengurus lainnya, Alimah kerap mengadakan kegiatan interaktif bersama anggota komunitas.
Alimah mengatakan, sebelum pandemi mereka sering melakukan pelatihan self-healing dan penguatan kapasitas sesuai kebutuhan komunitas di masing-masing daerah. Mereka juga sering mengadakan diskusi rutin melalui grup WhatsApp Komunitas Perempuan Berkisah.
Sementara itu, selama pandemi komunitas Perempuan Berkisah berupaya menyediakan ruang aman bagi perempuan yang mengalami kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Mereka berkolaborasi dengan lembaga khusus untuk menjaga korban tetap aman.
Dia mengaku sebenarnya, selama pandemi ini ada banyak kasus. Tapi yang mereka kawal untuk konseling di Ruang Aman dan pendampingan kasus itu sekitar 15 orang.
Ruang Aman yang dimaksud, lanjutnya, adalah tempat di mana konseli dan konselor dapat menjalani proses konseling dan bisa saling menguatkan dengan aman. Perempuan Berkisah memiliki prinsip menguatkan mental korban melalui proses konseling berbasis pendekatan etika feminis agar korban bisa pulih dan siap jadi penyintas.
Dari berbagai program dan kegiatan yang telah dilakukan, Alimah mengaku banyak belajar tentang persoalan perempuan dari peserta lainnya. Mulai dari pemberdayaan, kepemimpinan, self-love, kekerasan, hingga masalah kesehatan mental.
Dirinya pun merasa menemukan perspektif baru mengenai apa yang harus diperjuangkan dalam hidup. Baginya, hal yang harus diperjuangkan adalah apa yang baik untuk kehidupan.
Hidup cuma sekali dan, menurut Alimah, dia pilih untuk hidup dengan memperjuangkan passion dan bagaimana hal ini bisa bermanfaat untuk manusia lainnya, terutama perempuan.
Baginya, perempuan hebat adalah mereka yang mampu memberi kekuatan bagi diri sendiri dan perempuan lainnya. Setuju?

***

Kredit visual: perempuanberkisah.id

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *